Jumat, 17 Oktober 2014

PENEMUAN FOSSIL DI KABUPATEN REMBANG

Oleh: Amin Wahyudi


Pertengahan Agustus 2014, ada penemuan fossil kepala manusia purba di pantai desa Binangun, Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Kepastian bahwa tulang-tulang tersebut adalah fossil didapat dari informasi Balai Arkeologi Yogyakarta, demikian disampaikan oleh Supiyarto, seorang tokoh desa setempat.

Populasi Austronesia
NEGARAJUMLAH JIWA
Indonesia: 237.424.363 (2011)
Philippines: 85.000.000
Madagascar: 20.000.000 (2011)
Malaysia: 12.290.000 (2006)
Papua New Guinea: 6.300.000
East Timor: 947.000 (2004)
New Zealand: 855.000 (2006)
Brunei: 724.000? (2006)
Singapore: 600.000
Solomon Islands: 478.000 (2005)
Taiwan: 480.000 (2006)
Fiji: 456.000 (2005)
Hawaii: 401.162
Suriname: 71.000 (2009)
Total: 400.000.000
Menurut TEMPO.CO fossil tersebut termasuk ras Austronesia yang hidup sekitar 500 SM, sehingga usianya sekarang sekitar 2.650 tahun. Ras Austronesia adalah ras bangsa Asia tenggara yang penyebarannya dari utara, Taiwan (Aborigin); dari barat, Madagaskar; dari timur, Polinesia-Mikronesia; dan selatan, pulau Timor. Ras ini, menurut WIKIPEDIA merupakan penduduk mayoritas di Malaysia, Indonesia, Brunei, dan Filipina serta berada di beberapa negara dengan jumlah yang cukup signifikan. (lihat tabel di samping)

Masih menurut sumber TEMPO.CO situs manusia pra-sejarah juga ditemukan di desa Plawangan, kec Kragan dan desa Leran Kec Sluke. Di sini titik sebarannya lebih banyak. Penemuan benda-benda prasejarah tersebut meliputi artefak kerangka manusia, peralatan gerabah tembikar dan kerang. Namun fossil Binangun berbeda dengan fossil Plawangan. Fossil Binangun bergigi tajam.

Menurut Balai Arkeologi, ada 2 kemungkinan asal-usul manusia pra-sejarah hingga tiba di Jawa.
  1. Dari Madagaskar ke Pasifik Timur, yakni Taiwan-Jepang-Filipina-Kalimantan-Sulawesi-Jawa.
  2. Melalui jalur Malaka-Sumatera-Jawa
Penemuan fossil di desa Leran, kec Sluke pada November 2012 juga tidak kalah menarik. Zaenal Arifin, tokoh pemuda setempat, menuturkan bahwa posisi fossil berada di tebing pantai dan terancam abrasi. Untunglah situs tersebut segera bisa diamankan dengan pembuatan tanggul dari batu untuk memecah ombak.

Beruntung sekali Zaenal Arifin masih bisa mengambil gambar-gambar eksklusif saat ditemukannya fossil tersebut. Di bawah ini foto- fotonya.
Untuk melihat gambar dengan ukuran lebih besar klik gambar tersebut
Untuk melihat gambar dengan ukuran lebih besar klik gambar tersebut
Untuk melihat gambar dengan ukuran lebih besar klik gambar tersebut
Info terkait:
Ada wacana untuk menjadikan Binangun selain sebagai wisata pantai juga merupakan wisata pra-sejarah. Bila ini terwujud tentu akan memicu dan memacu perekonomian desa setempat, demikian dituturkan oleh Supiyarto, seorang tokoh desa Binangun. Sejauh ini sudah ada usaha ke arah sana seperti merancang souvenir berupa ikat kepala bertuliskan Binangun - wisata pantai dan prasejarah lengkap dengan tulisan jawanya.



TENTANG PENULIS
AMIN WAHYUDI
Seorang penggemar masalah sejarah dan budaya. Sehari-hari mengajar di SMP N 1 Sluke. Mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris.
Selain mengelola blog sekolah (blog ini) dia juga punya blog pribadi yang dia maksudkan sebagai blog pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar